Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Sidoarjo terus dibina agar mampu memasarkan produk lebih luas lagi. Tidak hanya menguasai pasar lokal namun mereka kini didorong agar mampu mengambil alih pasar mancanegara.
Masa pandemi Covid-19 menyebabkan banyak industri sulit mencari pasar dan bahkan banyak yang gulung tikar. Kondisi ini berbeda dengan perusahaan furnitur di Kabupaten Sidoarjo, selama masa pandemi justru permintaan meningkat drastis.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada 2021 menyasar lima kota dan kabupaten untuk bisa mencetak 100 industri kecil menengah (IKN) agar bisa menembus pasar ekspor. Yakni Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Mojokerto dan Lamongan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meninjau Pasar Induk Puspa Agro di Jalan Sawunggaling, Jamundo, Kecamatan Taman, Jumat (25/12). Hal itu berkaitan dengan ekspor domba berjenis ekor tipis ke Brunei Darussalam, Senin (21/12) lalu melalui kargo Bandara Internasional Juanda.
Secara bertahap domba berjenis ekor tipis binaan Koperasi Jasa Peternakan dikirim ke Brunei Darussalam melalui kargo Bandara Internasional Juanda. Total keseluruhannya mencapai 2.650 ekor domba dari Lamongan, Tuban dan beberapa daerah lain di Jawa Timur.
Pandemi Covid-19 tidak menutup peluang bagi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) untuk bisa menembus pasar ekspor. Sejumlah persyaratan harus mereka lengkapi agar produknya terjual di negara tujuan.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Surabaya merespons cepat persyaratan teknis baru yang diberlakukan pemerintah Australia terhadap komoditas Sarang Burung Walet (SBW) yang diizinkan masuk ke negaranya. Mengacu pada import permit yang diterbitkan oleh Biosecurity Australia, setidaknya ada tiga syarat baru.