SIDOARJO – Pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat Sidoarjo tahun ini meningkat. Dari estimasi 3.250 jiwa, ternyata ada 3.395 yang ditangani. Namun, belum semua puskesmas memiliki layanan kesehatan jiwa.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan Sidoarjo Didik Sujarwo mengatakan, tidak banyak masyarakat yang tahu bahwa puskesmas juga melayani konsultasi kesehatan jiwa. Sebab memang belum semua puskesmas memiliki layanan tersebut.
Dia menyebutkan, dari 27 puskesmas, hanya 11 puskesmas saja yang punya. Bentuknya adalah posyandu jiwa. “Totalnya ada 17 posyandu jiwa,” katanya.
Sebanyak 17 posyandu jiwa tersebut ada di satu di Puskesmas Sidoarjo, satu di Puskesmas Candi, dua di Puskemas Trosobo, dua di Puskemas Barengkrajan, satu di Puskesmas Buduran, satu di Puskesmas Tanggulangin, satu Puskeamas Kedungsolo, satu di Puskesmas Jabon, lima di Puskesmas Waru, satu di Puskesmas Sukodono, dan satu di Puskesmas Balongbendo.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Damroni Chudlori mengatakan, peningkatan jumlah layanan kesehatan jiwa perlu dilakukan. Terutama bagi puskesmas yang belum mempunyai posyandu jiwa. Sebab kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan badan.
Meski kesehatan jiwa termasuk penyakit tidak menular, namun diharapkan jumlahnya tiap tahun bisa semakin menurun. Warga Sidoarjo diharapkan bisa mengelola stres.
“Untuk itu sangat membutuhkan adanya posyandu jiwa,” pungkasnya. (nis/vga)