SIDOARJO – Rio Fernando adalah salah satu pemain Deltras Sidoarjo yang ikut turnamen di Vietnam beberapa waktu lalu. Selain dapat pengalaman, Rio juga kepincut dengan kultur masyarakat Negeri Naga Biru itu.
Dia menceritakan, cukup tertarik dengan kultur masyarakat saat berlalu-lintas di jalan raya. Yang ia lihat sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia terutama di Sidoarjo. “Orangnya lebih sabar-sabar,” katanya.
Pemain berusia 21 tahun itu mengungkapkan, dalam berkendara masyarakat Vietnam cenderung saling menghormati. Jika ada orang yang menyebarang, mereka akan cenderung lebih pelan hingga berhenti. “Ada tabrakan gitu saling meminta maaf,” ceritanya.
Hal itu jauh beda yang dilihat Rio saat berada di Indonesia. Jika ada orang yang menyebarang jalan, para pengendara tidak banyak yang memelankan kendaraan. Malah banyak yang tetap tancap gas.
Menurutnya, di Kota Hanoi itu juga ada jam malam. Sejumlah tempat usaha seperti kafe dan minimarket tidak buka sampai 24 jam. Pukul 23.00 sudah banyak yang tutup. “Cuaca juga beda, lebih dingin walapun masih sama-sama Asia Tenggara,” imbuh Rio.
Dia sangat bersyukur mendapat pengalaman baru. Hal itu juga jadi suntikan semangat baru untuk menatap lanjutan Liga 2 mendatang. (son/vga)
SIDOARJO – Rio Fernando adalah salah satu pemain Deltras Sidoarjo yang ikut turnamen di Vietnam beberapa waktu lalu. Selain dapat pengalaman, Rio juga kepincut dengan kultur masyarakat Negeri Naga Biru itu.
Dia menceritakan, cukup tertarik dengan kultur masyarakat saat berlalu-lintas di jalan raya. Yang ia lihat sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia terutama di Sidoarjo. “Orangnya lebih sabar-sabar,” katanya.
Pemain berusia 21 tahun itu mengungkapkan, dalam berkendara masyarakat Vietnam cenderung saling menghormati. Jika ada orang yang menyebarang, mereka akan cenderung lebih pelan hingga berhenti. “Ada tabrakan gitu saling meminta maaf,” ceritanya.
Hal itu jauh beda yang dilihat Rio saat berada di Indonesia. Jika ada orang yang menyebarang jalan, para pengendara tidak banyak yang memelankan kendaraan. Malah banyak yang tetap tancap gas.
Menurutnya, di Kota Hanoi itu juga ada jam malam. Sejumlah tempat usaha seperti kafe dan minimarket tidak buka sampai 24 jam. Pukul 23.00 sudah banyak yang tutup. “Cuaca juga beda, lebih dingin walapun masih sama-sama Asia Tenggara,” imbuh Rio.
Dia sangat bersyukur mendapat pengalaman baru. Hal itu juga jadi suntikan semangat baru untuk menatap lanjutan Liga 2 mendatang. (son/vga)
