25 C
Sidoarjo
Tuesday, 28 March 2023

Komisi D Minta Keberadaan Dapur Umum Dievaluasi

SIDOARJO – Keberadaan dapur umum yang saat ini dikelola Dinas Sosial (Dinsos) Sidoarjo diminta untuk dievaluasi. Permintaan itu disampaikan Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori. Dia menilai dapur umum yang ada masih tak efektif.

Politisi PKB itu mengatakan, sejauh ini dapur umum hanya bisa melayani warga isolasi mandiri (isoman) di enam Shelter. Di Kecamatan Sidoarjo, Krian, Taman, Sedati, dan Porong. Tak hanya itu, dalam sehari hanya melayani 88 kotak nasi.

“Dan itupun sudah termasuk tenaga medis dan penjaga shelter. Harus keliling ke tiap shelter hanya untuk mengantarkan empat nasi kotak, jadi ya jelas itu tidak efektif,” ujar politisi asal Tulangan itu.

Sehingga dia menyarankan agar dapur umum dapat mencakup warga yang isoman di rumah. Sehingga perhatian kepada warga yang isoman di rumah juga dapat dijangkau. Selama ini, mereka dinilai kurang diperhatikan pemerintah daerah.

Dhamroni juga menyarankan agar dapur umum bisa diletakkan di setiap desa dan kecamatan. Bahkan jika perlu dapat juga menggandeng warung nasi setempat.

“Ya selain efektif juga bisa ikut membantu perekonomian masyarakat desa,” ujarnya.

Kepala Dinsos Sidoarjo Tirto Adi mengatakan, jika pemerintah daerah memang harus hadir di saat ada kebutuhan masyarakat di tengah pandemi saat ini. Baik bagi warga yang isoman di rumah maupun yang isoman di shelter.

Pemetaannya, kata Tirto, bagi warga yang terpapar Covid-19 dengan ketegori sedang dan berat, maka isolasinya di rumah sakit. Sementara kategori ringan bisa di rumah atau di shelter. Bagi yang memilih isoman di shelter akan mendapatkan makanan di pagi, siang dan malam hari.

“Nah bagi yang isoman di rumah, kan sudah kami beri bantuan sembako. Bagi mereka yang belum menerima bantuan sama sekali maka akan mendapat bantuan dari APBD,” jelas Tirto.

Tirto mengatakan, jika kebutuhan pemenuhan permakanan itu belum begitu banyak. Sehingga menurutnya yang bisa dilakukan saat ini adalah terpusat di Dinsos Sidoarjo.

“Wilayah Sidoarjo paling barat kan ya hanya Balongbendo-Tarik. Semuanya masih bisa terjangkau. Apalagi tenaga dan kendaraan operasionalnya juga siap,” jelasnya. (far/vga)

SIDOARJO – Keberadaan dapur umum yang saat ini dikelola Dinas Sosial (Dinsos) Sidoarjo diminta untuk dievaluasi. Permintaan itu disampaikan Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori. Dia menilai dapur umum yang ada masih tak efektif.

Politisi PKB itu mengatakan, sejauh ini dapur umum hanya bisa melayani warga isolasi mandiri (isoman) di enam Shelter. Di Kecamatan Sidoarjo, Krian, Taman, Sedati, dan Porong. Tak hanya itu, dalam sehari hanya melayani 88 kotak nasi.

“Dan itupun sudah termasuk tenaga medis dan penjaga shelter. Harus keliling ke tiap shelter hanya untuk mengantarkan empat nasi kotak, jadi ya jelas itu tidak efektif,” ujar politisi asal Tulangan itu.

Sehingga dia menyarankan agar dapur umum dapat mencakup warga yang isoman di rumah. Sehingga perhatian kepada warga yang isoman di rumah juga dapat dijangkau. Selama ini, mereka dinilai kurang diperhatikan pemerintah daerah.

Dhamroni juga menyarankan agar dapur umum bisa diletakkan di setiap desa dan kecamatan. Bahkan jika perlu dapat juga menggandeng warung nasi setempat.

“Ya selain efektif juga bisa ikut membantu perekonomian masyarakat desa,” ujarnya.

Kepala Dinsos Sidoarjo Tirto Adi mengatakan, jika pemerintah daerah memang harus hadir di saat ada kebutuhan masyarakat di tengah pandemi saat ini. Baik bagi warga yang isoman di rumah maupun yang isoman di shelter.

Pemetaannya, kata Tirto, bagi warga yang terpapar Covid-19 dengan ketegori sedang dan berat, maka isolasinya di rumah sakit. Sementara kategori ringan bisa di rumah atau di shelter. Bagi yang memilih isoman di shelter akan mendapatkan makanan di pagi, siang dan malam hari.

“Nah bagi yang isoman di rumah, kan sudah kami beri bantuan sembako. Bagi mereka yang belum menerima bantuan sama sekali maka akan mendapat bantuan dari APBD,” jelas Tirto.

Tirto mengatakan, jika kebutuhan pemenuhan permakanan itu belum begitu banyak. Sehingga menurutnya yang bisa dilakukan saat ini adalah terpusat di Dinsos Sidoarjo.

“Wilayah Sidoarjo paling barat kan ya hanya Balongbendo-Tarik. Semuanya masih bisa terjangkau. Apalagi tenaga dan kendaraan operasionalnya juga siap,” jelasnya. (far/vga)

Most Read

Berita Terbaru


/