28 C
Sidoarjo
Saturday, 10 June 2023

Siapkan Rp 225 Miliar, Bupati Muhdlor Masifkan Betonisasi Tahun Depan

SIDOARJO – Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor berkomitmen jika program betonisasi akan dilanjutkan tahun depan. Jumlah jalannya juga akan semakin banyak.

Dia mengungkapkan, rusaknya jalan aspal mengakibatkan terhambatnya mobilitas masyarakat. Karena jalan rusak menjadi salah satu penyebab potensi pengendara terjatuh, terutama kendaraan roda dua. Dirinya condong ke betonisasi dibandingkan pengaspalan.

“Karena Sidoarjo ini daerah delta, banyak sungai, curah hujannya tinggi,” kata Muhdlor saat gowes ke Desa Sugihwaras, Kecamatan Candi sekaligus mengecek progres betonisasi ruas jalan tersebut, Minggu (28/11).

Sehingga betonisasi memang sudah menjadi keharusan untuk menanggulangi permasalahan jalan rusak. Selain itu, potensi air laut pasang atau banjir rob yang rutin terjadi saat musim penghujan menyebabkan jalan aspal banyak yang rusak dan berlubang.

Dia menegaskan, jalan di Sidoarjo perlahan akan mulus lagi. “Pelan tapi pasti, akan mulus semuanya. Daerah genangan pasti dibeton. Agar pelayanan transportasi ke masyarakat lebih baik dengan adanya jalan yang memadai,” ujar alumnus Universitas Airlangga itu.

Menurutnya, meluapnya air sungai dan jalan yang tidak dilengkapi drainase menjadi penyebab rusaknya jalan aspal. Oleh sebab itu, dia menginstruksikan ke Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo agar setiap membuat perencanaan proyek jalan betonisasi harus dilengkapi drainase.

Kepala DPUBMSDA Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan, jumlah anggaran untuk betonisasi di 2022 sekitar Rp 225 miliar. Dana tersebut untuk betonisasi di beberapa ruas yang menjadi fokus dan prioritas. Ada tiga pertimbangan jalan yang diprioritaskan untuk betonisasi. Yakni, jalan yang sering banjir, beban jalan yang cukup tinggi dan jalan yang cepat rusak karena kontruksi tanah yang lunak.

Pihaknya juga melakukan pembangunan saluran air di area betonisasi mengingat elevasi jalan pascabetonisasi akan bertambah tinggi.

“Beton kan beda dengan aspal, kalau beton elevasi berubah 30-40 cm. Kalau di sisi kiri dan kanan tidak disiapkan saluran air, maka kasihan rumah warga di sekitarnya bisa banjir,” jelasnya.

Untuk itu, beton yang digunakan adalah beton u-ditch agar ada saluran yang dapat penampung air, terlebih saat musim hujan. (rpp/vga)

 

SIDOARJO – Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor berkomitmen jika program betonisasi akan dilanjutkan tahun depan. Jumlah jalannya juga akan semakin banyak.

Dia mengungkapkan, rusaknya jalan aspal mengakibatkan terhambatnya mobilitas masyarakat. Karena jalan rusak menjadi salah satu penyebab potensi pengendara terjatuh, terutama kendaraan roda dua. Dirinya condong ke betonisasi dibandingkan pengaspalan.

“Karena Sidoarjo ini daerah delta, banyak sungai, curah hujannya tinggi,” kata Muhdlor saat gowes ke Desa Sugihwaras, Kecamatan Candi sekaligus mengecek progres betonisasi ruas jalan tersebut, Minggu (28/11).

Sehingga betonisasi memang sudah menjadi keharusan untuk menanggulangi permasalahan jalan rusak. Selain itu, potensi air laut pasang atau banjir rob yang rutin terjadi saat musim penghujan menyebabkan jalan aspal banyak yang rusak dan berlubang.

Dia menegaskan, jalan di Sidoarjo perlahan akan mulus lagi. “Pelan tapi pasti, akan mulus semuanya. Daerah genangan pasti dibeton. Agar pelayanan transportasi ke masyarakat lebih baik dengan adanya jalan yang memadai,” ujar alumnus Universitas Airlangga itu.

Menurutnya, meluapnya air sungai dan jalan yang tidak dilengkapi drainase menjadi penyebab rusaknya jalan aspal. Oleh sebab itu, dia menginstruksikan ke Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo agar setiap membuat perencanaan proyek jalan betonisasi harus dilengkapi drainase.

Kepala DPUBMSDA Sidoarjo Sigit Setyawan mengatakan, jumlah anggaran untuk betonisasi di 2022 sekitar Rp 225 miliar. Dana tersebut untuk betonisasi di beberapa ruas yang menjadi fokus dan prioritas. Ada tiga pertimbangan jalan yang diprioritaskan untuk betonisasi. Yakni, jalan yang sering banjir, beban jalan yang cukup tinggi dan jalan yang cepat rusak karena kontruksi tanah yang lunak.

Pihaknya juga melakukan pembangunan saluran air di area betonisasi mengingat elevasi jalan pascabetonisasi akan bertambah tinggi.

“Beton kan beda dengan aspal, kalau beton elevasi berubah 30-40 cm. Kalau di sisi kiri dan kanan tidak disiapkan saluran air, maka kasihan rumah warga di sekitarnya bisa banjir,” jelasnya.

Untuk itu, beton yang digunakan adalah beton u-ditch agar ada saluran yang dapat penampung air, terlebih saat musim hujan. (rpp/vga)

 

Most Read

Berita Terbaru

/