SIDOARJO – Penghuni shelter isolasi orang tanpa gejala Covid-19 di eks kawedanan yang dibuka Pemkab Sidoarjo belum banyak dihuni. Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor mendorong warga yang terpapar Covid-19 bisa melakukan isolasi di tempat tersebut.
“Penyakit ini (Covid-19) bukan aib. Masyarakat yang positif segera melapor agar segera tertangani. Kenapa ? Agar tidak menjadi klaster baru di lingkungannya sendiri,” katanya, Selasa (27/7).
Hingga kemarin, dari total kapasitas ratusan tempat tidur di shelter isolasi hanya terisi tidak sampai 15 persen. Seperti di Puskesmas Porong, SMPN 2 Taman, SMPN 2 Sidoarjo, Puskesmas Sedati, Mal Pelayanan Publik, dan Rusunawa Tambak Kemerakan Krian.
“Padahal fasilitas oke, ada dokter pendamping, perawat, semua kebutuhan terpenuhi dan shelter cukup representatif daripada daerah lain,” terangnya.
Muhdlor meminta pihak RT/RW, desa dan kelurahan agar mendata warganya yang terpapar Covid-19 namun bergejala ringan. Dibuktikan dengan hasil swab PCR atau rapid antigen positif.
“Saya takutnya bukannya masyarakat sehat, namun tidak mau melapor kalau sakit. Segera melapor atau kunjungi shelter yang ada di eks kawedanan agar segera tertangani,” imbuhnya.
Sepinya peminat di shelter isolasi, membuat dapur umum yang mensuplai kebutuhan makan hanya menyediakan 120 kotak untuk sekali makan. (rpp/vga)