27 C
Sidoarjo
Wednesday, 29 March 2023

Ini Dia Tiga Kecamatan di Sidoarjo yang Nol Kasus DBD

SIDOARJO – Sering berada di rumah saat pandemi Covid-19 membantu menurunkan angka penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Delta. Total sejak Januari hingga Agustus, tercatat 123 orang menderita DBD. Dua di antaranya meninggal dunia, yaitu warga Medaeng dan Krembung.

Kasus terbanyak DBD pada tahun ini ada di Mei dengan 31 penderita. Dan Sukodono menjadi wilayah dengan jumlah penderita terbanyak, yakni 23 kasus. Sedangkan Balongbendo, Porong, dan Jabon masih zona putih DBD dengan nol kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, kasus DBD mengalami penurunan signifikan di 2020 ini. Angka penderita DBD selama tahun 2019 lebih tinggi. Mencapai 367 orang. Sebab selama masyarakat memilih tetap tinggal di rumah saat pandemi Covid-19, persediaan air terpakai terus menerus. Tidak sampai menggenang. “Masyarakat akan selalu melihat bak air karena ada di rumah. Dan lebih mengutamakan kebersihan diri,” terangnya.

Tapi, setelah Agustus, mereka sibuk kerja. Mulai ada kelonggaran aktivitas di luar rumah. Maka dari itu Dinkes telah memerintahkan puskesmas mulai bergerak, jalan kembali mengunjungi tim Jumantik untuk mengontrol.

Upaya untuk mencegah DBD dilakukan mandiri oleh warga dengan foging. Salah satunya terlihat di kawasan permukiman Desa Pepe, Kecamatan Sedati. “Jangan sampai ada yang terkena DBD. Mencegah lebih baik,” tutur Widodo Heri Kusriwinto, warga setempat. (rpp/opi)

SIDOARJO – Sering berada di rumah saat pandemi Covid-19 membantu menurunkan angka penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Delta. Total sejak Januari hingga Agustus, tercatat 123 orang menderita DBD. Dua di antaranya meninggal dunia, yaitu warga Medaeng dan Krembung.

Kasus terbanyak DBD pada tahun ini ada di Mei dengan 31 penderita. Dan Sukodono menjadi wilayah dengan jumlah penderita terbanyak, yakni 23 kasus. Sedangkan Balongbendo, Porong, dan Jabon masih zona putih DBD dengan nol kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, kasus DBD mengalami penurunan signifikan di 2020 ini. Angka penderita DBD selama tahun 2019 lebih tinggi. Mencapai 367 orang. Sebab selama masyarakat memilih tetap tinggal di rumah saat pandemi Covid-19, persediaan air terpakai terus menerus. Tidak sampai menggenang. “Masyarakat akan selalu melihat bak air karena ada di rumah. Dan lebih mengutamakan kebersihan diri,” terangnya.

Tapi, setelah Agustus, mereka sibuk kerja. Mulai ada kelonggaran aktivitas di luar rumah. Maka dari itu Dinkes telah memerintahkan puskesmas mulai bergerak, jalan kembali mengunjungi tim Jumantik untuk mengontrol.

Upaya untuk mencegah DBD dilakukan mandiri oleh warga dengan foging. Salah satunya terlihat di kawasan permukiman Desa Pepe, Kecamatan Sedati. “Jangan sampai ada yang terkena DBD. Mencegah lebih baik,” tutur Widodo Heri Kusriwinto, warga setempat. (rpp/opi)

Most Read

Berita Terbaru


/