SIDOARJO – Keberadaan perpustakaan ramah anak di Sidoarjo terus ditambah. Program inovasi dari LSM Mutiara Rindang itu pun mendapat dukungan positif dari Pemkab Sidoarjo.
Seperti yang baru diresmikan Selasa (20/9), adalah perpustakaan ramah anak di SDN Keboansikep I Gedangan. Nampak hadir dalam peresmian itu di antaranya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Tirto Adi, dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sidoarjo Ridho Prasetyo. Mereka hadir mewakili Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo. Hadir juga Direktur Program Indonesia Room to Read, Mr. Joel Bacha.
Pembukaan perpustakaan ramah anak itu juga berlangsung meriah. Karena terdapat penampilan kreasi dan bakat dari siswa-siswi SDN Keboansikep I Gedangan. Mulai dari tari, anggar, hingga pantomim.
Direktur LSM Mutiara Rindang Kuswanto mengungkapkan, perpustakaan ramah anak di SDN Keboansikep I itu merupakan yang ke-29 dari 66 perpustakaan yang akan dihadirkan pada 2022. “Beberapa sekolah lain juga sudah mulai buka, total ada 66 yang akan kami hadirkan di 2022,” katanya.
Kuswanto menambahkan, LSM Mutiara Rindang sudah bekerjasama dengan sekolah-sekolah di Sidoarjo sejak 2017 lalu. Total ada 188 sekolah yang bermitra dengan LSM Mutiara Rindang. “Kalau total perpustakaan ramah anak sampai 116 dari 2017,” imbuhnya.
Perpustakaan ramah anak inovasi dari LSM Mutiara Rindang juga memiliki sejumlah keunggulan. Mulai dari buku yang berkualitas dan berjenjang, hingga pelatihan sistem pengelolaan perpustakaan yang baik.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dispendikbud Sidoarjo Tirto Adi sangat mendukung hadirnya perpustakaan ramah anak di sekolah. “Kami sepakat perpustakaan menjadi jantung sekolah,” ucapnya.
Tirto menambahkan, dulunya perpustakaan terkesan sangat kumuh. Buku-bukunya kumal, dan lokasinya berada di sudut sekolah. Siswapun enggan untuk mampir ke perpustakaan. “Terima kasih ada Mutiara Rindang. Ruang perpustakaan jadi bagus,” katanya.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sidoarjo Ridho Prasetyo. Dia sependapat jika di setiap sekolah ada perpustakaan dengan kondisi yang bagus. “Masih banyak sekolah yang belum memiliki perpus yang bagus. Kami akan terus mendorong,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Program Indonesia Room to Read, Joel Bacha mengungkapkan, pihaknya juga telah bekerjasama dengan 22 negara terkait upaya menumbuhkan minat baca anak. “Perpustakaan penting, buku juga penting. Karena menjadi jendela untuk melihat dunia,” terangnya. (son/vga)