SIDOARJO – Jabatan kepala sekolah dasar negeri (SDN) dan kepala sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di Kabupaten Sidoarjo, banyak diisi pelaksana tugas (Plt). Kekosongan ini dikarenakan mayoritas kepala sekolah memasuki masa pensiun dan beberapa di antaranya meninggal dunia karena sakit.
Kasi Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo Slamet Riyadin menguraikan, kekosongan kepala sekolah definitif tersebut hingga Juni 2021, berada di 139 dari 464 SDN yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
Di antaranya SDN Kemasan dan SDN Junwangi Kecamatan Krian. SDN Pucang 1 dan SDN Sidokumpul Kecamatan Sidoarjo, SDN Medaeng 1 dan SDN Bungurasih Kecamatan Waru. SDN Bulang dan SDN Simpang Kecamatan Prambon. Serta SDN Gagang Kepuhsari, SDN Jabaran, SDN Seduri Kecamatan Balongbendo.
Sementara itu ada 11 SMPN dijabat Plt kepala sekolah. Seperti SMPN 1 Sidoarjo, SMPN 1 Tanggulangin, SMPN 1 Tulangan, dan SMPN 2 Candi.
Slamet menjelaskan nama-nama calon kepala sekolah sudah dikantongi Dinas Dikbud. Sedangkan pelantikannya menunggu arahan Bupati Sidoarjo.
Namun untuk wilayah Kecamatan Prambon, Tarik dan Balongbendo, kata Slamet pihaknya mengakui kesulitan mencari kandidat calon kepala sekolah.
“Minimal untuk bisa mendaftar sebagai kepala sekolah, guru harus berpangkat ASN golongan 3C. Apalagi banyak juga guru yang memenuhi syarat, tapi masuk masa purna,” ungkapnya.
“Di antara tahun 1998 sampai 2004 tidak ada rekrutmen ASN guru sehingga regenerasinya terputus. Stok guru pangkat 3A dan 3B saat ini dari pengangkatan ASN tahun 2014. Sedangkan kenaikan pangkat bisa dilakukan dalam rentang waktu minimal empat tahun,” sambungnya.
Selain syarat golongan kepegawaian, untuk menjadi calon kepala sekolah, mereka harus menjalani seleksi dan pendidikan melalui Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Dikbud Sidoarjo Bambang Eko Wiroyudho menguraikan, kriteria kepala sekolah mereka memiliki kemampuan manajerial yang baik. “Punya inovasi pembelajaran membawa siswa dan sekolah jadi lebih baik,” pungkasnya. (rpp/opi)