SIDOARJO – Sehari menjelang Ramadan, Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo menggelontor berbagai kebutuhan pokok. Seperti telur, gula, minyak goreng yang dijual pada Pasar Tani pada Jumat (1/4). Komoditasnya itu laris manis diserbu konsumen.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Eni Rustianingsih mengatakan, harga jual kebutuhan pokok yang lebih murah dari pasaran jadi daya tarik bagi masyarakat untuk berbelanja ke Pasar Tani.
Dimana menjelang Ramadan ini, masyarakat mulai susah menjangkau harga kebutuhan pokok yang merangkak naik. “Adanya Pasar Tani ini semoga bisa meringankan beban kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Dari data bahan pokok yang dijual di sejumlah pasar di Sidoarjo kemarin, telur ayam sudah menginjak harga Rp 24 ribu per kg. Sedangkan di Pasar Tani telur dijual Rp 20 ribu per kg.
Kemudian, gula dijual Rp 12.500 sementara harga di pasar tradisional masih Rp 14 ribu per kg. Sebanyak 1 ton gula dari PG Candi digelontorkan kemarin. Agar merata, pembelian dibatasi hanya dua kg per konsumen.
Sementara itu, penjualan minyak goreng kemasan yang dibanderol Rp 17.500 per liter tidak lepas dari serbuan konsumen. Sebanyak 20 kardus minyak goreng kemasan 1 dan 2 liter dalam sekejap habis dibeli.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Abriyani Susilowati menegaskan, selama Ramadan ini stok kebutuhan pokok sangat cukup. Masyarakat tidak perlu panic buying.
Dia mengungkapkan, baik peternak maupun petani sudah mampu memproduksi hasil yang cukup. Terbukti, mayoritas kebutuhan pokok yang dijual di Pasar Tani itu didatangkan langsung dari petani dan peternak di Sidoarjo.
“Sayur, buah hingga bawang merah sudah mampu dihasilkan petani. Uniknya sayur hidroponik sawi dan kangkung sudah banyak dibudidayakan di lingkungan perumahan,” urainya.
Kemudian saat ini di Sidoarjo tidak lagi kesulitan mendapat pasokan komoditas bawang merah. Dinas Pangan dan Pertanian sudah mulai gencar menggerakkan penanaman bawang merah tersebut. Petani bawang merah bermunculan di Kecamatan Balongbendo, Prambon, Krembung, Gedangan dan Tarik.
“Kita lakukan percobaan. Sudah ada contoh yang berhasil. Sehingga petani lainnya mulai mengikuti langkah tanam bawang merah,” katanya.
Terbukti di tahun 2020, luas panen bawang merah sebesar 17 hektare. Angka tersebut meningkat di tahun 2021 menjadi 40 hektare. Kecamatan penghasil terbesar bawang merah di tahun 2020 adalah Kecamatan Gedangan dengan produksi sebesar 298 kuintal. Kemudian di tahun 2021, penghasil bawang merah terbesar adalah Kecamatan Prambon dengan produksi sebesar 468 kuintal. (rpp/vga)