Dr3am Team, Santri Kreatif Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo
Banyak waktu karantina selama pandemi Covid-19 ini ternyata berdampak positif bagi kalangan remaja. Memunculkan banyak ide-ide kreatif. Hal itu dibenarkan Dr3am Team, kelompok remaja di Kota Delta. Delapan sahabat ini justru semakin produktif di tengah pandemi.
Rizky Putri Pratimi/ Wartawan Radar Sidoarjo
Belum lama ini, untuk mengisi waktu liburan sekolah, Dr3am Team membuat musik video mengambil seting tempat di Gunung Pundak, Pacet, Mojokerto. Diakui Bradie Naradithya, banyak kendala yang mereka hadapi selama syuting di sana.
Mulai persiapan, pendakian yang butuh waktu 2,5 jam, barang bawaan yang lebih banyak sebab tidak hanya logistik makanan, minuman, perlengkapan tenda. Namun mereka juga membawa alat musik. Hingga kendala cuaca mereka rasakan.
Bradie menceritakan, saat semua alat musik dan kru sudah siap mengambil gambar, tanpa bisa diprediksi cuaca yang awalnya cerah, tiba-tiba hujan deras. “Begitu hujan reda, cepat-cepat ambil gambar,” terang director Dr3am Team ini.
Ide “gila” ini diakui Bradie muncul saat menjalani karantina di pondok pesantren. Santri Pondok Pesantren Bumi Sholawat ini mengungkapkan ingin tetap produktif di masa pandemi. Remaja 15 tahun ini pun mengajak santri lain untuk sama-sama berkarya. Hingga terkumpul delapan orang santri. Yakni Bradie sendiri, Ransya Aliefian Putra, Rizqi Muhammad Sahrul, Aysar Rizki Saguna, Muhammad Afiq Zahir, Alifian Bimantoro, Satria Mahadewa, dan Edra Sheehan.
Bradie mengakui awalnya Dr3am Team ini, hanya beranggotakan tiga orang. Bersama Ransya dan Rizqi, Bradie mengawali berkarya dengan ikut lomba fotografi dan video pendek. Tidak semua lomba yang mereka ikuti, berbuah kemenangan. Ada kalanya belum berhasil juara. Kondisi tersebut tidak membuat mereka berkecil hati. Justru semakin semangat mengikuti lomba lainnya.
Salah satu kompetisi yang berhasil mereka menangi belum lama ini yakni juara 1 Kreasi Video Pendek Hari Antikorupsi dari Kejari Sidoarjo.
Ransya mengungkapkan mereka bertiga sepakat bisa merambah karya di bidang lain. Yakni seni musik yang digabungkan dengan seni videografi. “Jadilah video musik di Gunung Pundak itu,” urainya.
Sementara itu Rizqi menambahkan karya-karya yang mereka hasilkan, selain untuk menyalurkan ekspresi seni tetapi juga sebagai pembuktian pada suara sumbang yang pernah mereka dengar. “Justru kami jadikan semangat. Tidak ada keberhasilan tanpa adanya usaha keras,” ungkapnya. (*/opi)