SIDOARJO – Para pegiat sejarah dan masyarakat setempat memiliki harapan besar terhadap Museum Alas Trik. Bangunan di belakang kantor Desa itu ingin diperbaiki dan bisa dibuka untuk umum guna menjadi ikon wisata desa.
Hendrik Muchlison, Wartawan Radar Sidoarjo
Jika dibandingkan dengan Museum Mpu Tantular, bangunan museum di Desa Kedung Bocok, Tarik itu kalah jauh. Tetapi paling tidak masyarakat mengharapkan museum itu bisa semakin memajukan desa. Yakni, dengan dibuka untuk umum sehingga bisa menjadi sarana wisata alternatif.
Ketua Komunitas Garda Wilwatikta, Agus Subandriyo menceritakan, selama ini pengelolaan museum masih terkendala administratif. Dimana memang masih diajukan atau didaftarkan ke dinas terkait untuk menjadi ikon wisata desa. Sehingga dalam hal perawatan dan promosi pun masih seadanya.
âKami dari komunitas sebenarnya siap untuk mendukung, tetapi tetap perlu ada peran dari pihak desa karena ini ikon desa,â katanya.
Agus menambahkan, harapan komunitas dan masyarakat sebenarnya tidak hanya bertumpu pada pengelolaan museum yang baik. Tetapi juga pada situs Alas Trik yang ada di area pemakaman.
Situs yang diduga jejak peradaban awal Kerajaan Majapahit itu perlu dieskavasi. Sehingga dapat dilihat bentuk keseluruhannya. âDi Sidoarjo juga masih belum ada peraturan daerah soal cagar budaya. Itu yang sering jadi kendala juga,â imbuhnya.
Nantinya jika memang bisa dieskavasi maka konsep wisata desanya akan satu paket. Wisatawan dapat mengunjungi situs Alas Trik yang di area pemakaman dan kemudian mengunjungi museum. Tentunya hal itu akan memberikan dampak positif juga ke warga setempat. Salah satunya menjadi sumber pendapatan baru.
Warga juga bisa mendirikan warung-warung makan untuk wisatawan, ataupun jasa yang berhubungan. Misalnya jasa foto hingga jasa parkir. (*/vga)