Museum Alas Trik Kedung Bocok, Tarik (2)
Selain berada di dekat Kantor Desa Kedung Bocok, Museum Alas Trik juga dibangun dekat salah satu ikon desa. Yakni, Situs Alas Trik yang letaknya sekitar 100 meter dari lokasi museum.
Hendrik Muchlison, Wartawan Radar Sidoarjo
Situs Alas Trik berada di area pemakaman di utara museum. Kondisinya masih belum mendapat sentuhan eskavasi. Namun, di tempat itu sudah nampak jelas tumpukan batu bata berukuran besar. Setelah sebagian digali warga, tumpukan batu bata itu seperti membentuk struktur bangunan.
Ketua Komunitas Garda Wilwatikta, Agus Subandriyo menceritakan, situs dipercaya menjadi bagian dalam sejarah kerajaan Majapahit. Konon, raja Majapahit pernah membuka hutan di antara dua sungai.
“Kami percaya yang dimaksud dua sungai yakni sungai kalimas dan sungai porong,” katanya.
Berdasar keyakinan itulah, akhirnya banyak pegiat situs kuno maupun sejarah mulai menelusuri jejak-jejak sejarah di Desa Kedung Bocok. Sedikitnya ada sekitar enam komunitas sebagai inisiator untuk pembangunan Museum Alas Trik. Yakni Satrio Puser Mojopahit, Garda Wilwatikta, Lakon Jagad, PPI Cabang Sidoarjo, Balasatya Wetan, Paguyuban Sendang Agung dan Putra Kedhaton Majapahit.
Perjalanan adanya Museum Alas Trik itu dimulai sekitar awal 2018 lalu. Waktu itu para pegiat situs sedang mencari batu dropel yang dipindahkan warga dari pesawahan klinter ke dekat rumahnya. Saat itulah para pegiat bertemu dengan Kepala Desa, Moh Ali Ridho.
Ternyata pihak kepala desa menyambut baik soal upaya pelestarian jejak sejarah di desa tersebut. Hasilnya, ada dukungan untuk memanfaatkan ruang bekas gudang di belakang kantor desa untuk dijadikan tempat penyimpanan artefak-artefak kuno yang ditemukan. Hingga saat ini menjadi bangunan itu bernama Museum Alas Trik.
Nama Alas Trik juga tidak lepas dengan dugaan sejarah situs alas trik. Dimana diduga kuat sebagai kawasan pemukiman awal Majapahit di Alase Wong Trik. Setelah bangunan jadi, sejumlah artefak yang selama ini disimpan di rumah anggota ataupun di pemakaman akhirnya dikumpulkan di museum. (*/vga/bersambung)