27 C
Sidoarjo
Thursday, 30 March 2023

Chef Andy, Jadi Profesional, Butuh Konsentrasi Jika Kompor Menyala Semua

Chef Andy Abidin

Chef Andy Abidin sudah 27 tahun berkecimpung dalam dunia kuliner. Saking gandrungnya memasak, kini dia sudah jadi chef profesional.

Hendrik Muchlison, Wartawan Radar Sidoarjo

Pria kelahiran Malang itu awalnya memiliki mimpi menjadi seseorang yang terampil di bidang hukum. Makanya sejak duduk di bangku SMA, Andy ingin meneruskan pendidikan tinggi dan menyandang gelar sarjana hukum.

Tapi, alasan ekonomi membuatnya tak bisa menapaki jalur pendidikan itu. Ia pun masuk dalam jurusan tata boga.

“Saya belajar tata boga di Bali,” katanya.

Sejak saat itulah, ia lebih banyak menghabiskan waktu dalam dunia kuliner. Meski tidak sesuai dengan cita-cita awal, tapi Andy tetap memiliki semangat tinggi menggeluti dunia masak-memasak. Salah satu dorongannya adalah keinginan mengubah pandangan jika memasak bukan hanya untuk kaum perempuan. “Dulu laki-laki masak itu tabu,” sebutnya.

Berkat ketekunannya, kini Andy memiliki pekerjaan mapan dalam dunia kuliner. Ia pun juga telah menyandang gelar Chef. Sekarang ia juga menjadi Chef Profesional di salah satu hotel di kawasan Juanda.

Baginya, memasak juga memiliki tantangan tersendiri layaknya profesi lain. Memasak membutuhkan kreativitas agar menu-menu yang dihasilkan bisa mengikuti perkembangan zaman. Akan tetapi, chef tetap harus menjaga kualitas rasa dalam sajian masakan.

Selain itu, seorang chef profesional juga tidak jarang dihadapkan pada dinamika kerja yang menguras fisik dan konsentrasi. Misalnya saat menghadapi order makanan yang sedang ramai. “Itu kompor nyala semua, jadi cukup menguras energi,” sebutnya. (*/vga)

Chef Andy Abidin

Chef Andy Abidin sudah 27 tahun berkecimpung dalam dunia kuliner. Saking gandrungnya memasak, kini dia sudah jadi chef profesional.

Hendrik Muchlison, Wartawan Radar Sidoarjo

Pria kelahiran Malang itu awalnya memiliki mimpi menjadi seseorang yang terampil di bidang hukum. Makanya sejak duduk di bangku SMA, Andy ingin meneruskan pendidikan tinggi dan menyandang gelar sarjana hukum.

Tapi, alasan ekonomi membuatnya tak bisa menapaki jalur pendidikan itu. Ia pun masuk dalam jurusan tata boga.

“Saya belajar tata boga di Bali,” katanya.

Sejak saat itulah, ia lebih banyak menghabiskan waktu dalam dunia kuliner. Meski tidak sesuai dengan cita-cita awal, tapi Andy tetap memiliki semangat tinggi menggeluti dunia masak-memasak. Salah satu dorongannya adalah keinginan mengubah pandangan jika memasak bukan hanya untuk kaum perempuan. “Dulu laki-laki masak itu tabu,” sebutnya.

Berkat ketekunannya, kini Andy memiliki pekerjaan mapan dalam dunia kuliner. Ia pun juga telah menyandang gelar Chef. Sekarang ia juga menjadi Chef Profesional di salah satu hotel di kawasan Juanda.

Baginya, memasak juga memiliki tantangan tersendiri layaknya profesi lain. Memasak membutuhkan kreativitas agar menu-menu yang dihasilkan bisa mengikuti perkembangan zaman. Akan tetapi, chef tetap harus menjaga kualitas rasa dalam sajian masakan.

Selain itu, seorang chef profesional juga tidak jarang dihadapkan pada dinamika kerja yang menguras fisik dan konsentrasi. Misalnya saat menghadapi order makanan yang sedang ramai. “Itu kompor nyala semua, jadi cukup menguras energi,” sebutnya. (*/vga)

Most Read

Berita Terbaru


/