SIDOARJO – Menurunnya mobilitas masyarakat karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. Itu juga berimbas pada omzet pedagang pasar yang anjlok.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Sidoarjo Nur Widodo mengatakan, penurunan omzet tersebut bisa mencapai 70 persen untuk pedagang komoditas non bahan pokok. Sedangkan pedagang bahan pokok omzetnya menurun 50 persen.
Nur menyampaikan tidak hanya pasar di pusat kota, namun turunnya omzet penjualan juga terjadi di seluruh pasar yang ada di Kota Delta.
“Mulai Kecamatan Tarik, Porong, Prambon semua melapor posisinya sangat terdampak,” ungkapnya, Jumat (16/7).
“Mindset masyarakat ketika PPKM darurat mau keluar sudah memikirkan penyekatan. Keluar rumah menuju ke pasar hampir mikir semacam itu. Ini berdampak pada lakunya jualan di pasar,” imbuhnya.
Di sisi lain, pasokan bahan pokok tidak ada kendala. “Masih aman. Tapi banyak pedagang yang mengurangi kuantitas dagangannya. Takut tidak laku,” jelasnya.
Dampak PPKM, kata Nur, banyak pedagang pasar memilih tidak berjualan sementara. Ada juga pedagang yang memilih mengganti barang dagangan, menjadi pedagang masker dan tisu. Dimana dua produk tersebut saat ini banyak dicari konsumen.
Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo Hoedy Prasetya mengakui kondisi pasar memang lebih sepi selama PPKM darurat.
“Pasar tetap aktif namun pengunjung memang sepi,” katanya.
Dia mengatakan, sesuai ketentuan, apabila pedagang tidak melakukan aktivitas, mereka tidak dikenakan biaya retribusi harian.
“Kalau tutup tidak menanggung retribusi. Pedagang harus memenuhi kewajiban membayar retribusi manakala dia melakukan aktivitas khusus retribusi harian. Kalau tutup memang tidak dipungut,” tandasnya. (rpp/vga)