SIDOARJO – Jumlah UMKM di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Di tahun 2018, jumlah pengusaha UMKM diprediksi mencapai 58,97 juta orang. Angka tersebut diprediksi terus meningkat di tahun berikutnya. Seiring dengan kemajuan teknologi dan potensi sumber daya manusia yang semakin berkembang.
Peningkatan jumlah UMKM ini membawa pengaruh yang cukup baik bagi perekonomian di Indonesia. Sehingga pemerintah dan swastapun menggagas empat subsector. Yakni, future mobility, future food, future fashion, dan future craft. Kondisi demikian membuktikan pemerintah pusat saat ini sedang serius merumuskan peta jalan UMKM di Indonesia.
Namun, dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh sebagian besar UMKM. Tidak terkecuali oleh UMKM CGS (Carving Gabus Surabaya) secara langsung.
Sekalipun tidak menambah banyak pemasukan dalam usahanya, UMKM yang terdampak harus tetap mempertahankan eksistensinya. Maka CGS yang beralamatkan di Kecamatan Krian dengan fokus produksi dan jasa di bidang industri kreatif sejak tahun 2011 perlu berinovasi. Yakni, membuat sebuah produk baru sebagai upaya mendiversifikasi produk dari ukir gabung.
“Saya tahu harus merubah gaya berjualan saya, tapi pengetahuan dan kemampuan saya dalam mengelola IT untuk bisnis terbatas,” kata Yoyok owner CGS.
CGS biasanya menyediakan produk dan jasa pembuatan ukiran gabus untuk dekorasi pelaminan atau ukiran gabus lainnya berupa 3D patung. Gunanya untuk memperingati acara-acara khusus seperti acara nasional atau keagamaan perlu berinovasi untuk membuat sebuah produk baru sebagai upaya mendiversifikasi produk dari ukir gabung.
Namun, tidak cukup hanya membuat produk baru, melainkan CGS harus mampu memasarkan produk-produknya kepada masyarakat secara umum. Artinya, kebutuhan dan mencoba pada digital platform bisnis perlu dilaksanakan kepada UMKM secara umum dan kepada CGS secara khusus.
Pelatihan yang diketuai oleh Tri Lathif Mardi Suryanto, S.Kom, M.T, dosen Prodi Sistem Informasi UPN Veteran Jawa Timur ini mengusung tema Google Bisnisku Sebagai Alternatif Mempertahankan Eksistensi Bisnis di Era Pandemi Covid-19.
Pelatihan yang oleh TIM Pengabdian Masyarakat ini diikuti oleh pegawai CGS. Dalam kesempatan mengisi pelatihan pemanfaatan Google Bisnisku, Lathif menyampaikan ke depan, CGS secara mandiri harus dapat melakukan inovasi pemasarannya serta mampu mempertahankan bisnisnya di tengah dinamika bisnis yang sangat dinamis.
Bagi Lathif dan tim, pelatihan ini bagian dari upaya Kampus UPN Veteran Jawa Timur memberikan edukasi kepada pelaku UMKM di tengah hegemoni masyarakat digital di Indonesia.
“Harapan saya semakin banyak UMKM yang dapat memanfaatkan pemasaran produk bisnisnya dengan modal smartphone-nya, sehingga UMKM dapat berdaya saing, dan eksis,” ungkapnya. (rpp/vga)