32 C
Sidoarjo
Saturday, 3 June 2023

JNE Dukung Inovasi dan Transformasi Digital UKM

SURABAYA – Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak 2019 lalu, berdampak signifikan pada sektor ekonomi nasional. Pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah) di sektor perdagangan menjadi kelompok yang paling terpuruk. Kegelisahan ini mendorong para pelaku UKM untuk melakukan transformasi bisnis ke arah digital agar kegiatan ekonomi produktif dapat kembali stabil.

Dalam mendukung sektor UKM untuk bersaing di dunia digital, JNE mengadakan gelaran webinar online. Melalui webinar online ini diharapkan UKM di Indonesia, khususnya di Surabaya, dapat mengembangkan kemampuan bersaing di dunia digital, baik dalam skala nasional dan global.

Branch manager JNE Surabaya, Ninil Indrasari berharap melalui forum ini para pelaku UKM di Surabaya dapat saling memberikan insight dan berkolaborasi untuk mengembangkan UKM ke arah yang lebih positif.

“Untuk bisa men-support teman-teman, kastamer-kastamer kami dari segala segmen. Kami melakukan perbaikan atau improvement untuk mencapai high performance quality. Kami di JNE Surabaya menerapkan 5K, Kecepatan, Ketepatan, Keamanan, Kemudahan, dan Kenyaman, sehingga kita bisa memberikan pengalaman yang terbaik bagi customer-customer kita dan tentunya dibarengi dengan perbaikan yang berkesinambungan” ujar Ninil.

Ninil menambahkan, di Industri 4.0 ini penting bagi para pelaku usaha untuk terus berkolaborasi dengan berbagai segmen agar roda perekonomian terus berjalan ke arah yang lebih baik. Upaya berkolaborasi ini diwadahi oleh JNE Surabaya yang kerap mengadakan acara pemberdayaan komunitas berupa workshop atau talkshow dengan teman-teman UKM, seperti diadakannya workshop Digital Marketing beberapa waktu lalu.

Salah satu pembicara, Irma Beatrice, CEO Sambal Bu Rudy membagikan strateginya dalam meneruskan usaha di ranah online. Menurutnya, kunci dalam dunia online harus berani mencoba dan setelah itu tidak boleh menyerah. “Kita juga harus rajin evaluasi,” ungkapnya.

Diungkapkan Irma, saat ini banyak hal baik dari sosial media yang bisa dimanfaatkan. Misalnya, bila mau menaikkan penjualan bisa memanfaatkan ads di Facebook, Instagram, dan bisa bergabung dengan marketplace di Indonesia. “Mereka sudah menawarkan banyak sekali program-program yang dapat membantu kita yang masih awal di dunia online,” lanjutnya.

Irma juga meyakinkan pentingnya memiliki tim yang ahli dalam digital marketing. Hal ini dapat membantu peningkatan brand awareness dan kedekatan dengan kastamer. “Kita juga selalu mendekatkan diri dengan para pelanggan. Kita minta Ibu Rudy sendiri untuk membuat vlog tentang kesehariannya. Bu Rudy adalah sosok yang hangat. Hal ini menjadi daya tarik yang membuat banyak pelanggan senang dengan brand ini,” paparnya.

Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan Arief Susanto, Founder & CEO Dus Duk Duk. Meski produk Dus Duk Duk awalnya hanya berupa prototype untuk tugas kuliah, Arief mampu mengembangkan usahanya hingga go-internasional.

Hal ini tidak lepas dari upaya digital marketing yang ditekuninya. Selain itu, pandemi tidak menghalangi usaha Arief untuk berhenti berinovasi. Kehadiran pandemi menyadarkan Arief bahwa ekspansi bisnis perlu untuk dilakukan, hingga pada akhirnya ia mampu membuat merek dagang baru yaitu To Toys yang merupakan mainan anak-anak berbahan dasar kardus, dan Pack in Pack yang berfokus pada pembuatan kemasan produk berbahan dasar kardus. Hal ini sangat menginspirasi para pelaku UKM untuk terus berinovasi agar produknya tidak kalah saing di pasaran meski di tengah kegelisahan pandemi. (opi)

SURABAYA – Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak 2019 lalu, berdampak signifikan pada sektor ekonomi nasional. Pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah) di sektor perdagangan menjadi kelompok yang paling terpuruk. Kegelisahan ini mendorong para pelaku UKM untuk melakukan transformasi bisnis ke arah digital agar kegiatan ekonomi produktif dapat kembali stabil.

Dalam mendukung sektor UKM untuk bersaing di dunia digital, JNE mengadakan gelaran webinar online. Melalui webinar online ini diharapkan UKM di Indonesia, khususnya di Surabaya, dapat mengembangkan kemampuan bersaing di dunia digital, baik dalam skala nasional dan global.

Branch manager JNE Surabaya, Ninil Indrasari berharap melalui forum ini para pelaku UKM di Surabaya dapat saling memberikan insight dan berkolaborasi untuk mengembangkan UKM ke arah yang lebih positif.

“Untuk bisa men-support teman-teman, kastamer-kastamer kami dari segala segmen. Kami melakukan perbaikan atau improvement untuk mencapai high performance quality. Kami di JNE Surabaya menerapkan 5K, Kecepatan, Ketepatan, Keamanan, Kemudahan, dan Kenyaman, sehingga kita bisa memberikan pengalaman yang terbaik bagi customer-customer kita dan tentunya dibarengi dengan perbaikan yang berkesinambungan” ujar Ninil.

Ninil menambahkan, di Industri 4.0 ini penting bagi para pelaku usaha untuk terus berkolaborasi dengan berbagai segmen agar roda perekonomian terus berjalan ke arah yang lebih baik. Upaya berkolaborasi ini diwadahi oleh JNE Surabaya yang kerap mengadakan acara pemberdayaan komunitas berupa workshop atau talkshow dengan teman-teman UKM, seperti diadakannya workshop Digital Marketing beberapa waktu lalu.

Salah satu pembicara, Irma Beatrice, CEO Sambal Bu Rudy membagikan strateginya dalam meneruskan usaha di ranah online. Menurutnya, kunci dalam dunia online harus berani mencoba dan setelah itu tidak boleh menyerah. “Kita juga harus rajin evaluasi,” ungkapnya.

Diungkapkan Irma, saat ini banyak hal baik dari sosial media yang bisa dimanfaatkan. Misalnya, bila mau menaikkan penjualan bisa memanfaatkan ads di Facebook, Instagram, dan bisa bergabung dengan marketplace di Indonesia. “Mereka sudah menawarkan banyak sekali program-program yang dapat membantu kita yang masih awal di dunia online,” lanjutnya.

Irma juga meyakinkan pentingnya memiliki tim yang ahli dalam digital marketing. Hal ini dapat membantu peningkatan brand awareness dan kedekatan dengan kastamer. “Kita juga selalu mendekatkan diri dengan para pelanggan. Kita minta Ibu Rudy sendiri untuk membuat vlog tentang kesehariannya. Bu Rudy adalah sosok yang hangat. Hal ini menjadi daya tarik yang membuat banyak pelanggan senang dengan brand ini,” paparnya.

Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan Arief Susanto, Founder & CEO Dus Duk Duk. Meski produk Dus Duk Duk awalnya hanya berupa prototype untuk tugas kuliah, Arief mampu mengembangkan usahanya hingga go-internasional.

Hal ini tidak lepas dari upaya digital marketing yang ditekuninya. Selain itu, pandemi tidak menghalangi usaha Arief untuk berhenti berinovasi. Kehadiran pandemi menyadarkan Arief bahwa ekspansi bisnis perlu untuk dilakukan, hingga pada akhirnya ia mampu membuat merek dagang baru yaitu To Toys yang merupakan mainan anak-anak berbahan dasar kardus, dan Pack in Pack yang berfokus pada pembuatan kemasan produk berbahan dasar kardus. Hal ini sangat menginspirasi para pelaku UKM untuk terus berinovasi agar produknya tidak kalah saing di pasaran meski di tengah kegelisahan pandemi. (opi)

Most Read

Berita Terbaru

/