SIDOARJO – Kekuatan donor plasma konvalesen di Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Sidoarjo ditingkatkan. Satu unit mesin apheresis ditambah agar pelayanan semakin cepat.
Mesin ini digunakan untuk memisahkan antara darah merah dan darah plasma dari para penyintas Covid-19. Tujuannya didonorkan kepada pasien yang masih berjuang melawan virus corona.
Sebelumnya UTD PMI Sidoarjo telah memiliki tiga unit mesin apheresis. Satu mesin baru itu, sudah tiba, kemarin (12/7). Hari ini (13/7) tambahan mesin baru itu siap digunakan.
“Seluruh mesin apheresis yang kita punya adalah hasil kerjasama dengan vendor. Semoga layanan semakin cepat kami berikan. Apalagi penyintas yang mendonorkan plasma semakin meningkat,” kata Manajer Kualitas UTD PMI Sidoarjo Mochammad Asiq Yusak, kemarin.
Dalam satu hari, satu mesin apheresis milik UTD PMI Sidoarjo bisa digunakan untuk 10 orang pendonor. Sehingga dengan kekuatan empat mesin yang dimiliki saat ini, bisa dipastikan kapasitas donor akan meningkat. Maksimal 40 orang pendonor plasma.
Apalagi, saat ini rata-rata UTD PMI Sidoarjo melayani 14 penyintas Covid-19 sebagai pendonor plasma konvalesen. Pada Sabtu (10/7) ada 26 pendonor. Menghasilkan sebanyak 80 kantong plasma konvalesen.
“Kebutuhan plasma bisa cepat kita penuhi. Sebelumnya pasien Covid-19 yang mengantre plasma pernah mencapai 251 orang, sekarang sudah turun jadi 102 orang. Selain alat, tentunya kita butuh dukungan dari penyintas dengan sukarela mendonorkan plasmanya,” ucapnya.
Tidak hanya mengajak penyintas Covid-19 agar aktif mendonor, UTD PMI Sidoarjo juga mengajak masyarakat umum bisa mendonorkan darahnya. “Ada layanan jemput bola. Lima sampai 10 orang yang bersedia donor, akan kami datangi,” terangnya.
“Masa PPKM darurat ini kesulitan mendapat donor umum. Layanan bus donor di GOR Delta dipindahkan ke Gading Fajar. Perolehan biasanya mendapat 50-60 kantong darah, turun jadi 11 kantong saja,” imbuhnya. (rpp/vga)